Artikel
KONFLIK
BISNIS
(diajukan guna memenuhi tugas ujian akhir
semester mata kuliah perilaku organisasi )
oleh
:
Manahilul
irfan
080910291006
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
NEGARA (SORE)
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2011
Monday,
October 11, 2010
KONFLIK
BISNIS
Konflik
berasal dari kata kerja Latin, Configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok), dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Dengan
demikian konflik dalam kehidupan sosial berarti terjadinya benturan
kepentingan, pendapat, harapan yang harus diwujudkan dan sebagainya yang paling
tidak melibatkan dua pihak atau lebih, dimana tiap-tiap pihak dapat berupa
perorangan, keluarga, kelompok kekerabatan, satu komunitas, maupun satu
organisasi sosial pendukung ideologi tertentu, satu organisasi politik, suku
bangsa maupun satu pemeluk agama tertentu.
Konflik
dapat menjadi alat yang efektif dalam percaturan internasional. Ia dapat
mengemban fungsi sebagai upaya untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuatan
(power), memelihara kohesifitas internal dan memeperluas hubungan ke luar.
Kekerasan seringkali merupakan alat yang ampuh untuk bargaining position.
Meskipun demikian penyelesaian konflik selalu merupakan tujuan yang secara
politik paling diharapkan, karena hal itu mengurangi korban jiwa manusia,
mencegah disorganisasi suatu bangsa dan memulihkan stabilitas dalam hubungan
luar negeri mereka. Penyelesaian konflik (conflict resolution) adalah suatu
jalan menuju perdamaian, sekurang-kurangnya perdamaian negative, dan mempunyai
fungsi lain, misalnya menjamin stabilitas politik dan kesinambungan pembangunan
sosial maupun ekonomi. berikut ini adalah faktor penhyebab terjadinya konflik :
a. Perbedaan Antar orang
Pada
dasarnya setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan ini
mampu menimbulkan konflik sosial. Perbedaan pendirian dan perasaan setiap orang
dirasa sebagai pemicu utama dalam konflik sosial. Lihat saja berita-berita
media massa
banyak pertikaian terjadi karena rasa dendam, cemburu, iri hati, dan
sebagainya. Selain itu, banyaknya perceraian keluarga adalah bukti nyata
perbedaan prinsip mampu menimbulkan konflik. Umumnya perbedaan pendirian atau
pemikiran lahir karena setiap orang memiliki cara pandang berbeda terhadap
masalah yang sama.
b. Perbedaan Kebudayaan
Kebudayaan
yang melekat pada seseorang mampu memunculkan konflik manakala
kebudayaankebudayaan tersebut berbenturan dengan kebuddayaan lain. Pada
dasarnya pola kebudayaan yang ada memengaruhi pembentukan serta perkembangan
kepribadian seseorang. Oleh karena itu, kepribadian antara satu individu dengan
individu lainnya berbeda-beda. Contoh, seseorang yang tinggal di lingkungan pegunungan
tentunya berbeda dengan seseorang yang tinggal di pantai. Perbedaan kepribadian
ini, tentunya membawa perbedaan pola pemikiran dan sikap dari setiap individu
yang dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antarkelompok manusia.
c. Bentrokan Kepentingan
Umumnya
kepentingan menunjuk keinginan atau kebutuhan akan sesuatu hal. Seorang mampu
melakukan apa saja untuk mendapatkan kepentingannya guna mencapai kehidupan
yang sejahtera. Oleh karena itu, apabila terjadi benturan antara dua
kepentingan yang berbeda, dapat dipastikan munculnya konflik sosial. Contohnya
benturan antara kepentingan buruh dan pengusaha. Kepentingan buruh adalah
mendapatkan gaji sebagaimana mestinya setiap bulannya. Namun, berkenaan dengan
meruginya sebuah perusahaan maka perusahaan itu enggan memenuhi kepentingan
buruh. Akibatnya, konflik baru terbentuk antara majikan dan buruh. Buruh
menggelar aksi demo dan mogok kerja menuntut perusahaan tersebut.
d. Perubahan Sosial
Perubahan
sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendirian
antargolongan dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Situasi dan kondisi ini mampu
memunculkan konflik baru. Misalnya semakin maju dan tinggi teknologi, para ahli
pun berusaha melibatkan para balita untuk ikut menikmati teknologi tersebut
yang tentunya bermanfaat bagi perkembangan intelektual bayi. Karena alasan itu,
dibuatlah baby channel. Namun, perubahan ini menimbulkan reaksi pro dan kontra
dalam masyarakat.
Posted
by eko jihad saputra at 10:51 PM
KESIMPULAN
Konflik
merupakan suatu proses social yang sering terjadi pada setiap organisasi. baik
organisasi public/pemerintah, organisasi masyarakat maupun organisasi swasta. Dalam
bisnis konflik dapat mengakibatkan hal-hal negative,meskipun ada juga yang
berakibat positif, namun dalam kegiatan
bisnis seorang pemimpin harus mampu meminimalisir konflik, karena akan
berakibat pada kinerja para anggota yang idak maksimal karena kurangnya
kepuasan kerja yang diperoleh akibat konflik. Maka peran pemimpin sangat
penting untuk meredam konflik yang terjadi pada bawahannya. Baik dengan cara
pendekatan secara emosional, penerapan peraturan secara tertib, maupun
memberikan kebebasan untuk berkreatifitas dan memberikan hadiah atas prestasi
yang didapat.
Meskipun
kebanyakan mengakibatkan negative namum konflik juga biasa menimbulkan hal yang
positif. Karena dalam suatu organisasi tidak semua structural kepengurusan itu
berjalan dengan baik, maka ada beberapa cara yang dilakukan untuk merubahnya
yaitu salah satunya dengan cara konflik. Cara ini biasanya dilakukan oleh
beberapa kelompok ataupun personal untuk mendapatkan apa yang mereka harapkan
atas organisasi dengan mengatasnamakan kebaikan dan kemajuan organisasi sebagai
tujuan yang harus dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar